Minggu, 15 Agustus 2010

Obsesi Anak VS Obsesi Orangtua

notesku kali ini mungkin terjadi pada kebanyakan anak remaja labil jaman sekarang
bukan cerita cinta
bukan juga persahabatan
mungkin lebih tepatnya sebuah pengorbanan

kali ini pengorbanan seorang anak untuk orang tuanya tercinta
mungkin pengorbanan yang kita lakukan tidak sebanding dengan apa yang telah orang tua kita berikan 
justru karena itulah kita rela berkorban

bukan hanya rela berkorban mengantar ibu belanja
dan membelikan ayah rokok di warung dekat rumah
kita lebih sering mengorbankan cita-cita kita untuk cita-cita orang tua kita

contohnya saja seorang temanku rela masuk kedokteran demi cita-cita orangtuanya yang menginginkan mempunyai anak seorang dokter
padahal teman ku itu sebenarnya ingin menjadi arsitek
ironis sekali mungkin .. dengan hanya berbekal doa dari kedua orang tuanya dia berjalan dijalur yang bukan keinginannya

namun itulah kehidupan , hidup butuh pengorbanan

dan contoh yang sungguh sebenarnya aku pun malas menuliskannya di notes ku , tapi menurutku ini sesuatu yang menggelitik
ada seorang ibu bertubuh gempal bercerita kepada seorang ibu yang mungil yang sedang duduk dengan anaknya.
ibu gempal bercerita bahwa anaknya memenangkan beberapa kompetisi ini itu yang berkiblat pada ajang unjuk bakat . ibu gempal bercerita seolah-olah berkata didalam hatinya "anakku dong juara , anak kamu ? ih menang juara RT aja engga "
jihh sumpah aku sangat membenci ibu gempal itu
dan usut punya usut anak nya tidak lulus sekolah karena terlalu kerja keras mengikuti obsesi ibunya yang mengingikan dia menjadi seorang ARTIS

dan masih banyak lagi fenomena memilukan tentang anak yang rela berkorban

dari dua hal yang saya peroleh dari lingkungan sekitar saya 
beberapa orang tua gengsi kalau kalau anaknya tidak terkenal dikalangan kompleks
dan beberapa orang tua menganggap hanya dokter lah yang bisa menjadi orang kaya raya dan sukses

tapi aku membuka otakku lebar-lebar lagi setelah kupikir 1000x kenapa bisa banyak hal miris seperti itu terjadi
karena semua orang tua selalu mengingikan yang terbaik untuk anaknya
namun mungkin cara mereka yang salah mereka berfikir bahwa kita belum bisa menentukan mana yang baik untuk diri kita sendiri 
betull ?

nah that's why ! kenapa aku tidak bilang bahwa orang tua sepenuhnya bersalah didalam note ini
yang perlu kita lakukan adalah membuat mereka yakin bahwa apa yang kita pilih , tujuan apa , dan jalan dijalur mana adalah jalan yang baik 
dan jangan mengecewakan orang tua kita atau orang tua kita akan mendikte kita untuk melakukan ini itu

jujur saja orangtua ku bukan orang yang seperti itu
bukan orangtua yang selalu membanggakan aku didepan ibu-ibu ngobrol yang lain
bukan juga yang menyuruhku menuruti obsesinya
jadi kesimpulannya tidak semua orang tua seperti itu :)
tapi kita tetap harus rela berkorban untuk mereka karena tanpa mereka kita tidak akan disini

I LOVE YOU MOM
I LOVE YOU DAD 

Minggu, 01 Agustus 2010

luar biasanya hidupku

ya banyak yang bilang masa SMA adalah masa yang paling indah
mm but i don't think so , mungkin yang lebih tepat masa SMA adalah masa yang paling labil 

kehidupan SMA totally 'll changes ur life

merubah seorang anak yang kuper menjadi seornag anak yang superb famous
dan merubah orang yang super famous menjadi anak yang kurnag suka bergaul 


atau ...

merubah anak yang baik menjadi kurang baik dan anak yang kurang baik menjadi baik 


ku akui ..
awalnya aku adalah anak yang kurang baik 
aku menjadi anak yang suka main , menghabiskan uang orang tua ku .
aku menjadi orang yang selalu menuruti ego-ku
semuamua yang aku inginkan harus tersedia dihadapanku saat itu juga atau aku akan meronta 

untung saja orang tuaku lumayan berkecukupan maksudnya materiil nya tidak kurang namun juga tidka terlalu banyak
betapa baiknya mereka saat mereka memberikan apa yang aku minta (saat itu )
setelah aku mendapatkan yang aku minta aku selalu memberitahukannya kepada teman-temanku.

saat itu ...
aku tidak perduli aku punya banyak teman atau tidak
karena aku tipikal anak yang tidak mudah bergaul
dan aku mempunyai seorang teman yang (mungkin saat itu) sehati denganku , dia suka fashion dan suka hang out 
ya hampir setahun kehidupan awal SMA ku , ku habiskan dengannya , kemana-mana kita selalu bersama.
namun tidak demikian abadi hanya setahun saja dan sudah habis kenangan kita

aku yang memulai ..
aku yang terlalu idealis dan kurang terima saat organisasi ku mulai tidak rasional 
mulai ada nepotisme 
aku yang memulai karena memang aku orang yang mudah tersulut api mungkin genetika karena begitu juga dengan ayahku
saat semua mata dibutakan status 
aku mengaku kalah karena aku tidak punya apa-apa
aku terpaksa mengundurka diri dengan baik tanpa kalian tahu aku sangat mencintai wikarya 

aku melepaskan semuanya ..
semua muanya aku lepaskan karena memang aku ga sanggup menggenggamnya dengan erat , menggenggam semua yang telah aku dapatkan
aku melepaskan beberapa golongan temanku yang sangat berharga 
yang terpenting aku melepaskan gaya sok elite ku 

aku memulai..
saat aku akan mengambil langkah ke kehidupan baruku , ternyata itu tidak mudah .
mungkin sangat susah
tapi aku mau mencoba karena mama selalu mendampingi aku :)
saat mungkin separuh anak remaja di kotaku memulai membincangkanku secara vulgar disebuah jejaring sosial teman facebook , aku sangat terpukul , bukan hanya aku BAHKAN SELURUH KELUARGAKU, aku tidak masalah kalau aku yang mereka gunjingkan , aku justru senang , dosa-dosa ku mungkin akan mereka lalap habis .
mereka menjadikanku trending topic dalam beberapa hari , bahkan mantan sahabat karibku pun menggunjingku , sakit mungkin iya , sangat mungkin tepatnya . namun sudahlah aku sudah menganggapnya usai dan cukup aku tidak akan membuka jejaring sosial itu lagi. 


dalam beberapa saat aku mulai trauma dengan jejaring sosial , aku menghentikan semua aktifitasku .
aku takut dan cape hati

tak selang beberapa lama 
aku mulai sering bercermin dan sekali-kali melihat wajahku saat berjilbab .
aku ingin berjilbab , tapi hatiku berat sekali harus menutup semua auratku , beberapa hari aku memikirkannya , browsing internet mencari pertimbangan , sholat malam untuk berkonsultasi dengan Tuhan
dan akhirnya aku memutuskan memakai jilbab , demi masa depanku 


ternyata tidak berjalan mulus kehidupanku setelah berjilbab
pacarku mulai menjauhi aku 
mungkin karena aku sudah tidak berjilbab dia tidak bisa leluasa menggandeng tanganku saat aku harus berjalan dikeramaian.
mungkin aku tak lagi menggunakan rok diatas lutut , dan baju-baju ketat yang mengekspose bentuk tubuhku. mungkin saja.

setelah itu dia mengakhiri hubugan kita dengan alasan DALAM AGAMA ISLAM DILARANG KERAS BERPACARAN , okelah kalau begitu aku bisa terima . namun tidak berapa lama dia mendekati beberapa perempuan untuk dijadikan calon kekasih . aku sangat terpukul , tapi kalian lihat i'm still alive 

disaat itu juga hanya teman -teman ku yang biasa saja , yang dulu aku tidka melihat mereka , karena kita tidak sepemikiran justru lebih perduli dengan aku , mereka berkata tidak saat aku memang tidak boleh melakukan hal itu , dan berkata iya saat apa yang aku lakukan akan baik untukku dan untuk semuan 

aku bersyukur dengan hidupku yang biasa saja jika dibandingkan dengan 'kalangan high class'
namun aku merasa luar biasa saat aku bisa menghadapi semuanya 


DEDICATED TO :
MY FAMILY
ALSO MY LOVELY 'ORDINARY' FRIENDS